Indonesia - Delik dan Kasus. Menjelang pelaksanaan Pilkada serentak di seluruh wilayah Indonesia, pada tanggal 27 November 2024 nanti, para calon pemimpin daerah sudah mulai melakukan aksi sosialisasi dengan masyarakat. Kamis (28/08/2024).
Mereka berlomba-lomba untuk menarik simpati dan merebut hati masyarakat agar bisa terpilih menjadi pemimpin di wilayah Provinsi dan Kabupaten ataupun Kota.
Dengan rayuan melalui berbagai program kerja yang ditawarkan, pemaparan visi-misi serta menghembuskan isu-isu yang terkadang sering mengarah ke unsur 'Sara' untuk saling menjatuhkan.
Proses perayaan demokrasi setiap 5 tahun sekali ini, terkadang menjadi titik awal timbulnya konflik horizontal ditengah masyarakat, para pendukung atau simpatisan yang terlalu fanatik dan militan serta menganggap kelompoknya paling benar, kerap menjadi pemicunya.
'Mulut harum' yang selalu menjanjikan 'madu' kepada masyarakat, terkadang bisa menyihir dan memperdaya pikiran sebagian para pemilih yang masih awam serta belum fasih tentang dunia politik.
Berulang kali masyarakat sering 'kecele' dengan kemasan 'madu' yang dijanjikan, padahal terkadang sejatinya itu hanya sebuah iming-iming belaka, yang pada akhirnya berujung kepahitan.
Para pemimpin yang sudah terpilih sering kali ingkar janji dan lupa akan program manis yang sering ia ucapkan, bahkan acap kali 'Trakhoma' sehingga tidak bisa melihat lagi mana pendukung mana penikung.
Masyarakat harus lebih cerdas dalam memilih pemimpin, jangan sampai mudah tergoda oleh bujuk rayu relawan dan buaian manis lembaran uang, yang nantinya akan menjadi penyesalan lima tahun kemudian.
Kita harus tetap menghormati perbedaan, karena pemimpin yang baik akan terlahir dari sistem demokrasi yang sangat menjunjung tinggi moralitas serta menghargai sebuah perbedaan dalam pemilihan. (Bro*).
